Minggu, 21 Februari 2010

Menangis Mata

Waktuku habis ditepas batas
Terenyuh sukma tak jua mereda
Aku jalanan tersiram legam
Tak pantas merana karena tercacah
Tiada bergetar dua iga
Menggigit nestapa dunia
Tak berdenyut nadi pemangsa
Menjilat pahit luka bernanah
Apalah arti kendali kekang
jika tak mampu kuasa diri
Menangis, menangislah mata
sampai pincang sedia kala
Menangis, menangislah mata
sampai tak tersisa segala payah
Jangan harap bertoreh suka
kala hidup enggan menelan duka

Berujung pada Nista

Butiran pasir terkikis banyu
Menyentuh pusaran tak terganggukan
Berderu bersama ombak liar
Melintasi liku demi liku
Ah, Aku bukan pasir lagi sekarang
Aku air kuat tahan terpaan
Lalu air pun terhempas
Terbuang bersama angin pantai malam
Meliuk-liuk mengoyak dedaunan
Ah, aku bukan air lagi sekarang
aku angin petualang raya
Lalu bosan di atas awan
Kembalilah aku menjadi pasir
Namun tak ada yang mengenalku
Kembali aku kepada air
ia bahkan tak mengakuiku
Kembali aku kepada angin
pun sama adanya
Bertanya aku pada liat tanah
tentang siapa aku
Akhirnya aku tahu
Aku bukan siapa-siapa
bukan pula apa-apa
hanya sosok berujung nista

_Tentang seseorang yang tak teguh pendirian, terbawa begitu saja oleh arus buruk lingkungannya_

Sang Penyulam Embun

Gelap dunia kala mata masih terjaga
Belum lagi fajar menyapa
terbuka utuh roh dan raga
Bibir tersenyum menatap nyata
walau dingin mematah tulang
Tangan kilat menyulam embun
walau darah menetes meruah
jadikan merah pada sulaman
Sungguh menggema tutur sabar
bersama jarum-jarum tawakal
Embun pun bersulam melawan waktu
sebelum menjelma terik siang
Menguapkan indah sulaman embun
inilah aku
sang penyulam embun
yang tak pernah letih
mengejar tetesan di pagi buta
demi sehelai sulaman embun

Selasa, 09 Februari 2010

Liku Kehidupan

AIR SUNGAI MENUJU LAUT MELEWATI JALAN YANG BERLIKU......

Begitupun kita di dalam kehidupan ini, Untuk mencapai suatu tujuan mulia. Jalan yang dilalaui tidaklah nyaman, pasti berliku, ada tanjakan tinggi, turunan terjal, tikungan tajam.

Pertanyaannya, siapkah kita menjadi sopir dalam perjalanan singkat kita di dunia ini? Mampukah kita memutar kemudi dengan baik tanpa terjatuh ke jurang atau menabrak tebing? Mampukah kita mempertanggungjawabkan keselamatan para penumpang kita?

Dalam menjalani liku kehidupan ini, tentunya bukan hanya kecakapan dalam mengemudi yang kita perlukan, melainkan diperlukan pula kenderaan yang baik, aman dan nyaman. Maka pastikanlah bahwa sekarang kita sedang berada dalam kenderaan yang benar dan jalur yang benar pula.

Miliki pula surat-surat yang lengkap yang berisi aturan yang kita patuhi dan pengetahuan akan rambu-rambu kehidupan, bersiaplah menerima konsekuensi jika kita melanggarnya.
Pastikan sabuk pengaman telah terpasang agar kita tahan guncangan dan kokoh pendirian.

Dan yang terpenting adalah membuang sifat egois kita, jangan menyelematkan diri sendiri, ajaklah orang-orang yang terdekat kita untuk ikut berada pada jalur yang benar pula. Bukan malah menabrak mereka dan membuat mereka terperosok ke dalam jurang kemungkaran.

Selamat menikmati indahnya lika-liku kehidupan. Jika kita telah kehabisan bensin nyawa dan tak bisa beroperasi lagi di dunia ini. Semoga Alloh kumpulkan kita di jannah-Nya dengan segala keridhoannya. Amiin...

Senin, 08 Februari 2010

“TBC Semua Bisa Kena, Semua Bisa Sembuh.”

Mengenang waktu SMA dulu, saya pernah ikut lomba Ceramah ilmiah sekaligus karya ilmiah tentang TBC, tapi pas lagi hari H malah terserang batuk. Antara yakin tidak yakin tetap maju juga, berusaha tetap tegar kalau nanti diketawain, kan lucu banget lagi ceramah tentang TBC tapi malah uhug-uhug. Sudah punya pikiran aneh, bakal ngomong, "Gejala TBC adalah batuk disertai dahak selama tiga minggu lebih, uhug...uhug... Ya, kayak saya gini contohnya." hehe, Untungnya Alloh memberikan pertolongan-Nya, hampir 1 jam ceramah di panggung, tapi nggak batuk sama sekali. Ajaib! Hasilnya walau nggak juara satu, tapi alhamdulillah menggondol piala juga.

Tapi bukan itu sih yang mau saya sampaikan, melainkan sedikit informasi dari Karya ilmiah saya waktu itu, semoga bermanfaat buat semuanya, khususnya yang sering batuk, perlu waspada. Tulisan ini merupakan hasil tinjauan beberapa pustaka yang terpercaya, insyaAlloh.

TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Robert Hook pada tahun 1882. TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut pada seluruh kalangan manusia. Yang lebih mengerikan lagi Indonesia merupakan negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia setelah RRC dan India. Gejala umum TBC adalah batuk disertai dahak selama tiga minggu atau lebih, dampak lainnya adalah batuk dapat disertai darah, nafsu makan menurun, berat badan turun dan berkeringat pada malam hari walaupun tidak melakukan aktivitas apa-apa. Sedangkan masa inkubasi TBC adalah enam bulan.

Penyakit ini kebanyakan menyerang orang yang berada dalam usia produktif ( 15-50 tahun ) akibatnya penyakit ini dapat menurunkan nilai mutu SDM yang kemudian berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi.

Menurut data WHO ( 1996 ) Jika penderita TBC tidak diobati dalam waktu lima tahun, maka 50 % dari penderitany akan meninggal dunia, 25 % sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi dan 25 % lagi akan terus menjadi kasus kronik yang menular.

Untuk itu, penanggulangan TBC merupakan hal yang sangat penting. Adapun pengobatan yang dapat ditempuh dapat berupa diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak, rontgen dada, pemberian OAT ( Obat Anti TBC ), Amnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium darah rutin, tes PAP, tes Mantoux, BACTEC, Mycodot dan lain-lain. Penderita TBC tidak perlu putus asa karena TBC semua bisa kena, semua bisa sembuh.

Daftar pustaka:
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran UI. Jakarta : Media Aesculapius
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi Untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
Prawirohartono, Slamet. 2003. Sains Biologi SMU kelas 1. Jakarta : Bumi Aksara