Selasa, 26 Januari 2010

Jilbab Muslimah

Aku adalah seorang muslimah
Aku berjilbab
Engkaupun berjilbab

"Mengapa kita berjilbab?"

Bagi kita,
Jilbab bukan sekedar hijab
Tapi juga mahkota mulia
Lambangkan sucinya jiwa

Jilbab bukan sekedar mahkota
Tapi jua perisai tangguh tak terganggu

Jilbab tak sekedar kain panjang
Tapi ia karpet ajaib yang akan membawa kita terbang ke surga

Jilbab tak sekedar selendang tergerai
Tapi ia jalan muslimah menuju Tuhan-Nya

Tapi, "Mengapa masih banyak saudariku yang belum mengerti?"
"Mengapa mereka tak jua berjilbab?"

Khawatir terkungkung? Khawatir terpenjara?

Saudariku, kapan engkau berhijab?
Saudariku, engkau terlalu indah
engkau terlalu cantik
engkau makhluk Alloh yang mulia

Jilbab ini saudariku tak akan menjadi aral bagimu
Tak akan menyiksamu , Tak akan!

Inilah wujud cinta Allah kepada kita
Allah berfirman, "Katakanlah kepada wanita yang beriman, Janganlah mereka menampakkan perhiasannya,Kecuali yang biasa tampak darinya"

Pesan itu penuh cahaya
Akankah kita mendengar?
Katakanlah,"Kami dengar dan kami taat."

Senin, 25 Januari 2010

Perlu Tidaknya Kafa'ah dalam Pernikahan

Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral. Sebuah jalinan yang penuh berkah akan membawa kepada keridhoan Alloh SWT, dan sebagai bentuk kecintaan kita kepada sunnah rasul yang kelak akan membuat beliau merasa bangga dengan umat beliau yang banyak jumlahnya. Tentu saja kita bercita-cita tidak hanya banyak dari segi kuantitas tetapi juga unggul dari segi kualitas, umat yang berkualitas di sini adalah generasi yang sholih dan sholihah, yang mencintai Alloh dan rasulnya di atas segalanya, yang bertakwa dan berakhlak mulia. Untuk menciptakan generasi yang seperti itu tentunya haruslah melalui jalan yang benar, termasuk dalam hal memilih pasangan hidup.

Dalam memilih calon pasangan hidup, kita mengenal istilah se-kufu’ atau kafa’ah. Kufu’ berarti seimbang. Seorang lelaki harus menikah dengan wanita yang seimbang dengannya, demikian pula sebaliknya. Sebagian orang berpendapat bahwa kufu’ merupakan syarat sahnya sebuah pernikahan, namun sebagian lagi menganggap kufu’ bukanlah syarat sah pernikahan. Pendapat yang mayoritas disetujui oleh para ulama adalah pendapat Imam Ahmad yang mengatakan bahwa kafa’ah (kufu’) itu meskipun diperlukan bukanlah syarat sah pernikahan. Imam Syafi’i berpendapat sama dengan pendapat imam Malik bahwa kafa’ah itu diperlukan bukan disyaratkan.

Lalu jika kafa’ah ini diperlukan, timbul pertanyaan di benak kita,
"Dalam hal apa saja kafa’ah itu?"
Imam Malik berpendapat, kafa’ah itu dalam hal agama saja.

Ternyata ada pula beberapa yang menyebutkan kafa’ah itu dalam enam hal, yaitu keturunan, agama, kebebasan, pekerjaan, usia dan terlepas dari empat aib yakni kusta, penyakit sopak, gila dan impoten.

Alloh SWT telah berfirman,
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Alloh adalah orang yang paling bertakwa diantara kalian.”(Q.S. Al-Hujurat:13).

Selain itu rasululloh pernah bersabda, “Manusia ini secara keseluruhan adalah anak Adam, dan Adam itu tercipta dari tanah. Di hadist yang lain rasululloh bersabda, “Manusia itu adalah seperti gigi-gigi sisir, tidak ada keutamaan satu dengan yang lainnya kecuali ketakwaan.”.

Dengan demikian, se-kufu’ dalam hal agama dan ketakwaan adalah hal yang jauh lebih penting daripada se-kufu’ dalam hal harta, nasab (keturunan), jabatan dan lain sebagainya.

'Dalam kitab Subulussalam, Ash-Shan’ani telah menguraikan masalah kafa’ah itu dalam hal agama saja jika seorang wanita dan walinya telah menyetujuinya, adapun jika mereka masih berpegang pada adat dan tradisi yang menyangkut keturunan, materi, pekerjaan dan lain sebagainya, maka yang demikian itu boleh-boleh saja.'

Seorang wanita lebih penting memilih lelaki yang se-kufu’ dengannya dalam hal ketakwaan dibandingkan seorang lelaki. Hal ini dikarenakan posisi laki-laki di dalam rumah tangga sebagai imam. Seorang suami yang tidak bertakwa akan lebih mudah membawa isterinya kepada kehancuran. Sedangkan seorang suami yang memiliki isteri yang tidak se-kufu’ dengannya seharusnya tidak akan membahayakannya. Wallohualam.

Qyhana Ray

Selasa, 12 Januari 2010

Blog Jadi Tempat Curhat, Kenapa Nggak?

Pastinya ada kalimat-kalimat indah yang kita pikirkan ketika kita bahagia, ada pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat ketika sesuatu tiba-tiba menghampiri, ada curahan-curahan hati saat sedih, ada uneg-uneg saat jenuh... Selalu ada yang dipikirkan, iya kan ya? Iya dong, karena manusia tak pernah lepas dari yang namanya berpikir. Nah, akan lebih baik jika kita mengikat pikiran-pikiran itu lewat tulisan seperti 'sajak-sajak hatiku' yang ku titip di sebuah jendela maya bernama blog. Hasilnya cukup 'plong' ketika berhasil menuliskannya, dan cukup membuat tersenyum ketika membacanya kembali.
Tuliskan sesuka hatimu, tak perlu berpikir harus memulai dari mana, tuliskan saja yang lewat di pikiranmu, sekalian belajar nulis juga khan? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama kita tau batasan-batasan mana yang bisa ditampakkan eksplisit dan mana yang harus dikeluarkan secara implisit. Dan yang perlu di ingat ini curahan hati kamu, tidak perlu berdamai dengan 'ketidaksukaan orang'. Kamu boleh mencoba dan buktikan menulis itu mudah, apalagi menuliskan isi hati yang kita sendiri yang lebih tahu dibandingkan orang lain mana pun di seluruh dunia ini.

Ketika sebuah 'pesan' menghampiriku.

Haruskah ku bunuh hasratku?
Dosakah bila hasrat ada di jiwa?
Padahal ia memberi warna di hariku
Bahkan tempatnya tak sama dengan ruang khusus yang satu
yang hanya milik Robb-ku.

Rabu, 06 Januari 2010

Itu Dusta

Adalah dusta ketika engkau berkata
aku tak cinta
Satu mata, satu telinga, satu raga
ialah sang belahan jiwa

Adalah dusta ketika engkau berkata
tak ada dosa bagi hati yang hina

itu dusta
dan tak ada dusta yang ku suka

hingga nanti terbuka
segala apa yang tak terbuka
semoga aku tak alfa