Senin, 23 November 2009

Karomah yang Justru Membuat Menangis

Salah seorang yang terkenal kesalehannya mengatkan bahwa dulu ketika pergi ke Mesir, ia melihat ada seorang pandai besi yang kebal api. Pandai besi itu memegang besi panas tanpa merasa panas sedikitpun. Melihat pemandangan langka tersebut, si orang saleh berkata dalam hati, “Pandai besi itu pastilah orang yang saleh sehingga memiliki karomah yang mengagumkan.”

Orang saleh itu segera menghampiri si pandai besi. “Tuanku, demi Zat yang menganugerahimu karomah itu, sudi kiranya tuan mendoakan diriku ini!” Ujar orang saleh yang memintanya untuk didoakan oleh si pandai besi yang dianggapnya memiliki karomah.

“Demi Allah, sesungguhnya aku tidaklah seperti apa yang engkau pikirkan.” Tukas si pandai besi itu

“Saudaraku tidak aka nada yang mampu melakukan apa yang engkau lakukan ini kecuali orang saleh.” Ujar si orang saleh

“Sesungguhnya ada kisah menarik yang terjadi di balik keajaiban ini.”

“Kalau kamu berkenan aku ingin sekali mengetahui kisah menarik itu.”

“Baiklah, begini ceritanya…”

Pandai besi itu pun memulai kisahnya. Pada suatu hari ketika pandai besi sedang ada di tokonya, tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang cantik sekali. Wanita tersebut menghampiri si pandai besi.

“Wahai saudaraku, apakah kamu mempunyai sesuatu yang bisa disedekahkan karena Allah?” Tanya wanita itu kepada pandai besi.

“Apakah kamu mau pergi bersamaku ke rumah? Kalau mau, nanti aku akan mencukupi semua kebutuhanmu. Bagaimana?” Tanya si pandai besi menggoda.

Wanita itu terdiam sambil menatap si pandai besi. Tidak lama kemudian ia pergi.

Namun, selang beberapa waktu kemudian si wanita kembali menemui pandai besi tadi. Wajahnya tampak bingung seakan ia berada dalam posisi yang teramat sulit.

“Saudaraku, kesulitan yang aku hadapi memaksaku menerima tawaranmu tadi.” Ujar si wanita pelan

“Syukurlah, mari kita ke rumahku!” ajak si pandai besi sambil menutup tokonya.

Wanita itu ikut saja diajak pandai besi itu ke rumahnya. Akan tetapi, di perjalanan wanita itu tampak gelisah seakan ada yang dikhawatirkannya.

“Saudaraku, sesungguhnya aku mempunyai beberapa anak yang masih kecil-kecil. Tadi aku meninggalkan mereka di rumah dalam keadaan kelaparan.” Kata si wanita.

“Baiklah, kalau begitu ambillah beberapa dirham ini. Belikanlah makanan untuk anakmu. Setelah kamu memberikan makanan kepada anak-anakmu, segeralah kembali ke rumahku!” Ujar si pandai besi sambil memberikan beberapa dirham.

“Saya janji akan segera ke rumahmu.”

Wanita itu pergi meninggalkan si pandai besi. Ia membelikan banyak makanan untuk anak-anaknya yang kelaparan. Setelah urusan di rumahnya selesai, ia segera kembali ke rumah si pandai besi.

Si pandai besi yang tadi sempat meragukan wanita itu akan kembali kepadanya, akhirnya tampak gembira. Ia tidak menyangka ada wanita bodoh yang menyia-nyiakan kesempatan melarikan diri dengan uang beberapa dirham. Segera saja ia menyuruh wanita itu masuk ke dalam rumahnya.

Setelah wanita itu masuk ke rumahnya, si pandai besi segera menutup semua pintu dan jendela. Hal itu membuat si wanita menjadi heran.

“Mengapa kamu menutup semua pintu dan jendela?”

“Karena aku takut perbuatanku diketahui oleh orang lain.”

“Lho, kenapa kamu tidak takut kepada Tuhannya manusia?”

“Karena Tuhannya manusia itu adalah maha pengampun dan penyayang.”

Si pandai besi segera mendekati wanita yang duduk di pembaringan. Ketika si pandai besi sudah ada di sampingnya. Sang wanita justru menggigil gemetar seperti pohon tertiup angin. Air matanya pun mengalir deras membasahi kedua pipinya. Tentu saja si pandai besi dibuat heran karenanya.

“Mengapa kamu gemetar dan menangis terisak-terisak?” Tanya si pandai besi.

“Karena aku takut kepada Alloh.” Jawab wanita itu.

Mendengar jawaban wanita itu, si pandai besi spontan bangkit dan ketakutan lalu menjauhi wanita tersebut. Hatinya mendengar jawaban sang wanita yang takut kepada Allah. Bagaimana tidak takut, di hadapan Allah Yang Maha Melihat bagaimana mereka bisa berbuat maksiat.

“Wahai saudariku, aku berikan seluruh hartaku kepadamu. Sesungguhnya aku meninggalkanmu karena aku takut kepada Allah.” Ujar si pandai besi sambil memberikan seluruh hartanya.

Wanita itu pun mengangkat tangannya untuk mendoakan si pandai besi. Ia berdo’a, “Ya Allah, Tuhannya segala makhluk. Janganlah Engkau membiarkan api membakarnya di dunia dan akhirat.” Semenjak saat itulah si pandai besi tidak mempan terkena api sebesar apa pun. Namun, karomah ini tidak membuatnya bangga, justru ia menangis mengingat kisah di balik karomah.

(Dikutip dari Buku Kado Cinta untuk Remaja, karya Harlis Kurniawan)

2 komentar: