Senin, 08 Februari 2010

“TBC Semua Bisa Kena, Semua Bisa Sembuh.”

Mengenang waktu SMA dulu, saya pernah ikut lomba Ceramah ilmiah sekaligus karya ilmiah tentang TBC, tapi pas lagi hari H malah terserang batuk. Antara yakin tidak yakin tetap maju juga, berusaha tetap tegar kalau nanti diketawain, kan lucu banget lagi ceramah tentang TBC tapi malah uhug-uhug. Sudah punya pikiran aneh, bakal ngomong, "Gejala TBC adalah batuk disertai dahak selama tiga minggu lebih, uhug...uhug... Ya, kayak saya gini contohnya." hehe, Untungnya Alloh memberikan pertolongan-Nya, hampir 1 jam ceramah di panggung, tapi nggak batuk sama sekali. Ajaib! Hasilnya walau nggak juara satu, tapi alhamdulillah menggondol piala juga.

Tapi bukan itu sih yang mau saya sampaikan, melainkan sedikit informasi dari Karya ilmiah saya waktu itu, semoga bermanfaat buat semuanya, khususnya yang sering batuk, perlu waspada. Tulisan ini merupakan hasil tinjauan beberapa pustaka yang terpercaya, insyaAlloh.

TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Robert Hook pada tahun 1882. TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut pada seluruh kalangan manusia. Yang lebih mengerikan lagi Indonesia merupakan negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia setelah RRC dan India. Gejala umum TBC adalah batuk disertai dahak selama tiga minggu atau lebih, dampak lainnya adalah batuk dapat disertai darah, nafsu makan menurun, berat badan turun dan berkeringat pada malam hari walaupun tidak melakukan aktivitas apa-apa. Sedangkan masa inkubasi TBC adalah enam bulan.

Penyakit ini kebanyakan menyerang orang yang berada dalam usia produktif ( 15-50 tahun ) akibatnya penyakit ini dapat menurunkan nilai mutu SDM yang kemudian berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi.

Menurut data WHO ( 1996 ) Jika penderita TBC tidak diobati dalam waktu lima tahun, maka 50 % dari penderitany akan meninggal dunia, 25 % sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi dan 25 % lagi akan terus menjadi kasus kronik yang menular.

Untuk itu, penanggulangan TBC merupakan hal yang sangat penting. Adapun pengobatan yang dapat ditempuh dapat berupa diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak, rontgen dada, pemberian OAT ( Obat Anti TBC ), Amnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium darah rutin, tes PAP, tes Mantoux, BACTEC, Mycodot dan lain-lain. Penderita TBC tidak perlu putus asa karena TBC semua bisa kena, semua bisa sembuh.

Daftar pustaka:
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran UI. Jakarta : Media Aesculapius
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi Untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
Prawirohartono, Slamet. 2003. Sains Biologi SMU kelas 1. Jakarta : Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar